Selasa, 20 Agustus 2013

Rahasia Sukses Ekonomi Syariah di Pesantren: Belajar dari Sidogiri




Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri merupakan salah satu pesantren tertua di Jawa Timur yang telah berusia ratusan tahun. Berdasarkan manuskrip yang ditulis KA. Sa’doellah Nawawie pada tahun 1971, disebutkan bahwa Ponpes Sidogiri berdiri sejak 1745. Tahun itulah yang kemudian dijadikan sebagai tonggak peringatan hari lahirnya Ponpes Sidogiri. Dengan demikian, pada 2012 ini Pondok Pesantren Sidogiri telah berusia 267 tahun.
Aktivitas pesantren ini pada mulanya hanya pendidikan ma’hadiyah (kepesantrenan). Pada 1938 baru dibuka pendidikan madrasiyah dengan nama Madrasah Miftahul Ulum (MMU) dengan tingkat kelas sifir (TK) dan ibtidaiyah (SD), lalu dilanjutkan dengan dibukanya tingkat tsanawiyah (SMP) pada 1957 dan aliyah (SMA) pada 1983. Pendidikan ma’hadiyah adalah pendidikan  asli pesantren yang sampai saat ini masih tetap dipertahankan. Di Pondok Pesantren Sidogiri, pendidikan ma’hadiyah  ditujukan untuk mewujudkan manusia yang  khairu ummah (umat yang terbaik).
Pendidikan madrasiyah atau klasikal terdiri atas jenjang pendidikan ibtidaiyah, tsanawiyah dan aliyah. Sedangkan pendidikan ma’hadiyyah lebih banyak mengarah kepada aktivitas pendidikan tambahan dan pelatihan kepada santri agar kelak bisa menjadi khairu ummah (sebaik-baik ummah) yang mengedepankan akhlakul karimah dalam setiap aktivitasnya. Dan masih banyak aktivitas lainnya yang akan menambah keterampilan (skill) para santri yang kelak akan berguna setelah kembali ke masyarakat.
I. Berawal dari Kopontren
Ponpes Sidogiri juga melatih para santri untuk menangani bidang perekonomian. Untuk itu, sejak 1961 KA. Sa’doellah Nawawie (Penanggung Jawab dan Ketua Pengurus Ponpes Sidogiri), merintis berdirinya koperasi sebagai wadah untuk belajar kemandirian, wirausaha (enterpreneurship) dan pengabdian bagi para santri. Kegiatan usaha pertamanya adalah membuka kedai dan warung kelontong di lingkungan pesantren yang menyediakan kebutuhan sehari-hari bagi para santri.
Meski berdiri sejak 1961, namun Kopontren Sidogiri resmi berbadan hukum mulai 15 Juli 1997 dengan nomor 441/BH/KWK.13/VII/1997. Sejak saat itulah, Koperasi Pondok Pesantren Sidogiri yang disingkat “Kopontren Sidogiri” terus berkembang dan tidak pernah berhenti dari aktivitasnya sampai sekarang ini. Berkat aktivitas Kopontren Sidogiri itu, pada tahun 2002 Pondok Pesantren Sidogiri mendapat predikat sebagai “Pesantren Wirausaha Pertama” (Republika, 1 November 2002).
Pada 2012 ini Kopontren Sidogiri telah memiliki 48 cabang di beberapa wilayah di Jawa Timur seperti Pasuruan, Madura, Probolinggo, Bondowoso dan banyuwangi. Di masa yang akan datang, Kopontren Sidogiri bertekad untuk terus berupaya terus melakukan inovasi terhadap berbagai unit usahanya sehingga dapat menjadi yang terdepan dalam bisnis ritel, produksi dan jasa.
Berdasarkan Laporan Keuangan Per 31 Desember 2012, Kopontren Sidogiri telah memiliki aset sebesar Rp 10.932.849.789 dan omzetnya mencapai Rp 36.713.539.643. Sedangkan Selisih Hasil Usaha yang berhasil dibukukan sebesar Rp 2.227.694.190 dari modal sebesar Rp 2.227.694.190.
II. Mendirikan BMT
Setelah  berhasil mengembangkan Kopontren Sidogiri, pada pertengahan 1997 pengurus Kopontren Sidogiri dan beberapa orang guru Madrasah Miftahul Ulum (MMU) Pondok Pesantren Sidogiri memprakarsai berdirinya koperasi serba usaha yang fokus usahanya adalah simpan-pinjam pola syariah (SPS) dengan nama Koperasi Baitul Mal wa Tamwil Maslahah Mursalal lil Ummah Sidogiri (BMT MMU Sidogiri).
Mereka mendirikan Koperasi BMT MMU Sidogiri karena resah dengan kondisi masyarakat yang  terjerat dengan praktik ekonomi ribawi dalam bentuk rentener yang  sudah merambah sampai ke desa-desa di sekitar Sidogiri. Meski para pengelolanya—khususnya guru-guru MMU yang biasanya berkutat dengan pelajaran kitab kuning—merasa seakan-akan memasuki dunia lain ketika  harus menangani bisnis syariah, namun mereka berhasil mengembangkan Koperasi BMT MMU Sidogiri (Republika, 17  Maret 2004).
Sejak awal berdirinya sampai sekarang ini, Koperasi BMT MMU Sidogiri menunjukkan kemajuan yang signifikan baik dari segi unit pelayanan, keanggotaan, aktiva (aset), penerimaan kas (omzet) dan laba bersihnya (SHU). Per 31 Desember 2012 kantor pelayanan Koperasi BMT MMU Sidogiri telah berkembang menjadi 55 unit yang tersebar di berbagai tempat di Jawa Timur seperti Kabupaten Pasuruan, Kota Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Mojokerto, Kota Surabaya, Kabupaten Malang, Kota Gresik, Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Lumajang.
Jumlah anggota Koperasi BMT MMU Sidogiri pun setiap tahunnya terus bertambah.  Per 31 Desember 2012 jumlah anggotanya telah mencapai 1.994 orang. Padahal, pada 31 Desember 2011 jumlah anggotanya sebanyak 1.701 orang. Itu berarti ada tambahan 448 anggota baru pada 2012 dan 155 orang anggota yang keluar. Tingginya minat masyarakat untuk menjadi anggota Koperasi BMT MMU Sidogiri tidak dapat dilepaskan dari kinerja keuangannya yang selama ini terus mengalami peningkatan. Selisih Hasil Usaha (SHU) yang dinikmati oleh anggota rata-rata mencapai 18 % per tahun.
Berdasarkan Laporan Keuangan Per 31 Desember 2012, Koperasi BMT MMU Sidogiri telah memiliki aset sebesar Rp 192.964.329.988 dan omzetnya telah mencapai Rp 801.386.711.728. Sedang SHU yang berhasil dibukukan mencapai Rp 9.853.070.963 dari modal sebesar Rp 22.285.275.000. 50 % dari SHU diberikan kepada anggota sesuai dengan besar-kecilnya jumlah simpanan yang dimiliki oleh anggota, 15 % untuk dana sosial dan sisanya untuk zakat dan dana cadangan.
Setelah sukses mengembangkan Koperasi BMT MMU Sidogiri  di kabupaten Pasuruan, para pengurus Koperasi BMT MMU Sidogiri  memprakarsai berdirinya Koperasi BMT Usaha Gabungan Terpadu (UGT) Sidogiri. Pada 6 Juni 2000 mereka mendirikan Koperasi UGT Sidogiri di Surabaya yang kemudian menjadi cabang pertamanya. Koperasi BMT UGT Sidogiri yang mereka dirikan, jumlah aset, omzet dan laba bersihnya terus tumbuh dan berkembang pesat serta makin mendapat kepercayaan dari masyarakat.
Kini pada usianya yang ke-12 tahun pada 2012 ini, Koperasi BMT UGT Sidogiri telah memilik 192 unit pelayanan yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bali, Riau dan Lampung. Jumlah anggotanya pun telah mencapai 5.552 orang. Padahal, per 31 Desember 2011 jumlah anggotanya sebanyak  3.689 orang. Itu berari dalam kurun waktu setahun saja ada penambahan anggota baru sebanyak 2.076 orang dan 213 orang keluar sebagai anggota.
Jumlah Anggotan dan Simpanan Anggota Per Desember 2012
Koperasi
Anggota
Simpanan
Kopontren Sidogiri
1.091
Rp 14.573.450.187
Koperasi BMT MMU Sidogiri
1.994
Rp 22.285.275.000
Koperasi BMT UGT Sidogiri
5.552
Rp 85.763.260.000
Jumlah
8.637
Rp 122.621.985.187
Sumber: RAT Tahun Buku 2012 Kopontren Sidogiri, Koperasi BMT MMU Sidogiri dan Koperasi BMT UGT Sidogiri
Antusiasme masyarakat menjadi anggota Koperasi BMT UGT Sidogiri tidak dapat dilepaskan dari kinerja keuangannya yang terus mengalami peningkatan.  Selain itu, Selisih Hasil Usaha yang diberikan kepada para anggotanya per tahunnya rata-rata sebesar 18 %. Tentu saja, hal ini menarik minat masyarakat untuk menjadi anggota dan menginvestasikan dananya untuk dikelola oleh Koperasi BMT UGT Sidogiri. Faktor penarik lainnya adalah hadiah yang diberikan pada saat RAT yang berupa umrah, sepeda motor, televisi, kulkas dan perlengkapan rumah tangga lainnya.
Berdasarkan Laporan Keuangan Per 31 Desember 2012, Koperasi BMT UGT Sidogiri memiliki aset sebesar Rp 662.771.142.563. Omzet usahanya pun telah mencapai Rp 3.111.845.759.568. Sedang SHU yang berhasil dibukukan mencapai Rp 32.716.977.343 dari modal sebesar Rp 85.763.260.000.
Laporan Keuangan Per 31 Desember 2012
NAMA KOPERASI
AKTIVA
(Rp)
PENERIMAAN KAS (Rp)
MODAL
(Rp)
SHU
(Rp)
Kopontren
10.932.849.789
36.713.539.643
14.573.450.187
2.227.694.190
BMT MMU
192.964.329.988
801.386.711.728
22.285.275.000
9.853.070.963
BMT UGT
662.771.142.563
3.111.845.759.568
85.763.260.000
32.716.977.343
Total
866.668.322.340
3.949.946.010.939
122.621.985.187
44.794.742.496
Sumber: RAT Tahun Buku 2012 Kopontren Sidogiri, Koperasi BMT MMU Sidogiri dan Koperasi BMT UGT Sidogiri

III. Kemaslahatan untuk Umat
Seiring dengan makin pesatnya pertumbuhan ketiga koperasi yang ada dalam lingkungan Pondok Pesantren Sidogiri, maka kemaslahatannya bagi umat juga semakin besar. Pada 2010 zakat yang dikeluarkan oleh ketiga koperasi tersebut telah mencapai lebih dari Rp 1 miliar. “Koperasi milik kami juga semakin berkembang setiap tahunnya. Untuk pengeluaran zakat saja di tahun ini kami mengeluarkan sekitar Rp 1 miliar dari tiga koperasi,” papar Mahmud Ali Zein (Harian Radar Bromo, 14 Februari 2010).
Pada 2011 zakat yang dikeluarkan oleh Koperasi BMT UGT saja mencapai 1,7 miliar. Untuk mengoptimalkan pengelolaan dana zakat yang Koperasi BMT UGT  bekerjasama dengan Lazizwa Sidogiri untuk menyalurkan dana zakat sebesar Rp 1,7 miliar. Pendistribusian dana zakat tersebut adalah sebagai berikut: zakat konsumtif, zakat produktif dan beasiswa.
Pertumbuhan zakat dan dana sosial setiap tahunnya meningkat tajam. Pada RAT Tahun Buku 2012 zakat dan dana sosial yang dikeluarkan oleh Kopontren Sidogiri, Koperasi BMT MMU Sidogiri dan Koperasi BMT UGT Sidogiri telah menembus angka Rp 10.198.162.234. 
Untuk Koperasi BMT MMU Sidogiri, dana sosialnya sebesar Rp 1.477.960.644 ditasharrufkan untuk pengembangan Madrasah Miftahul Ulum (MMU) Ranting Pondok Pesantren Sidogiri, kemaslahatan Pondok Pesantren Sidogiri dan kemaslahatan Ikatan Alumni Santri Sidogiri (IASS). Sedangkan untuk Koperasi BMT UGT Sidogiri dana sosialnya ditasharrufkan untuk Pondok Pesantren Sidogiri, Urusan Guru Tugas dan Dai Pondok Pesantren Sidogiri, IASS dan DIM Sidogiri. Untuk dana zakat--baik Koperasi BMT MMU dan Koperasi BMT UGT Sidogiri--ditasharrufkan untuk Laziswa Sidogiri.
Laporan Zakat dan Dana Sosial RAT Tahun Buku 2012
NAMA KOPERASI
ZAKAT
DANA SOSIAL
JUMLAH
Kopontren Sidogiri
Rp 151.773.789
Rp  55.692.354
Rp  207.466.143
Koperasi BMT MMU Sidogiri
Rp 869.434.471
Rp 1.477.960.644
Rp  2.347.395.115
Koperasi BMT UGT Sidogiri
Rp 2.733.619.530
Rp 4.909.681.446
Rp  7.643.300.976
Total
Rp  10.198.162.234
Sumber: RAT Tahun Buku 2012 Kopontren Sidogiri, Koperasi BMT MMU Sidogiri dan Koperasi BMT UGT Sidogiri
IV. Prestasi dan Penghargaan
  Meski mulai berdiri  terpaut tiga tahun lebih muda dari Koperasi BMT MMU Sidogiri, Koperasi BMT UGT Sidogiri berkembang melesat dan menjadi BMT yang memiliki aset terbesar di Indonesia. Berdasarkan urutan 10 BMT terbesar versi majalah Investor edisi September 2010, Koperasi BMT UGT Sidogiri menduduki tingkat pertama dengan aset sebesar Rp 153.718.513.449. Sedang Koperasi BMT MMU Sidogiri menduduki tingkat ketiga dengan aset sebesar Rp 56.789.856.176. Peringkat kedua diduduki oleh BMT Bina Ummat Sejahtera dari Jawa Tengah dengan aset sebesar Rp 130.075.119.276.

5 BMT Terbesar versi majalah Investor edisi September 2010.

No
Nama BMT
Aset (Rp)
Lokasi
1
Usaha Gabungan Terpadu (UGT)
153.718.513.449
Jawa Timur
2
Bina Ummat Sejahtera
130.075.119.276
Jawa Tengah
3
Maslahah Mursalal lil Ummah (MMU)
56.789.856.176
Jawa Timur
4
Tumang
19.639.395.293
Jawa Tengah
5
Al-Huda
15.805.114.168
Jawa Tengah
            Di tingkat nasional, tiga koperasi di Sidogiri masuk dalam daftar 100 Koperasi Besar Indonesia versi majalah Peluang (2012). Koperasi BMT UGT Sidogiri masuk dalam urutan ke-3, Koperasi BMT MMU Sidogiri masuk dalam urutan ke-14 dan Kopontren Sidogiri berada dalam urutan ke-93.
            Berikut selengkapnya prestasi dan penghargaan yang telah diraih oleh Koperasi BMT MMU dan Koperasi UGT Sidogiri pada 2012.
A.    Kopontren Sidogiri
1.      Rangking 93 dari 100 Koperasi Besar Indonesia Versi Majalah Peluang Tahun 2012.
B.     Koperasi BMT MMU Sidogiri
  1. Juara Lomba Karya Penanggulangan Kemiskinan (Pro Poor Award) Tingkat Provinsi Jawa Timur Tahun 2012.
  2. Rangking 14 dari 100 Koperasi Besar Indonesia Versi Majalah Peluang Tahun 2012.
  3. Rangking 2 dari 10 Koperasi Jasa Keuangan Syariah Terbesar Indonesia Tahun 2012.
5.      Masuk dalam 300 Koperasi Unggulan Indonesia 2012.
C.     Koperasi BMT UGT Sidogiri
1.      Dinobatkan oleh Kementrian Koperasi Pusat di Jakarta sebagai Koperasi Jasa Keuangan Syariah Terbesar se-Indonesia Tahun 2012.
2.      Rangking 3 dari 100 Koperasi Besar Indonesia Versi Majalah Peluang Tahun 2012.
3.      Mendapat penghargaan Lifetime Achievement dalam ajang BSM UMKM Award 2012.
4.      Ketua Pengurus Koperasi BMT UGT Sidogiri H. Mahmud Ali Zain Dinobatkan sebagai Tokoh Koperasi Jawa Timur Tahun 2012.

V. Rahasia Kesuksesan
Setidak-tidaknya ada empat faktor p yang sangat menunjang kesuksesan tiga koperasi di Sidogiri, yaitu:
Pertama, faktor nama besar Pondok Pesantren Sidogiri. Sebagai pondok pesantren yang telah berusia lebih dari 267 tahun, Pondok Pesantren Sidogiri telah mendapat kepercayaan yang sangat besar dari masyarakat. Karena itulah, segala sesuatu yang berhubungan dengan nama besar Pondok Pesantren Sidogiri akan mudah mendapat dukungan dan kepercayaan terutama dari para santri, alumni dan masyarakat.
Nama Koperasi BMT MMU Sidogiri dan Koperasi BMT UGT dapat dikatakan tabarrukan (mengharap keberkahan) dari nama besar Pondok Pesantren Sidogiri. Nama MMU pada Koperasi BMT MMU Sidogiri mengadaptasi dari nama MMU yang sudah sangat terkenal di Pondok Pesantren Sidogiri. MMU merupakan kepanjangan dari Madrasah Miftahul Ulum yaitu suatu lembaga pendidikan madrasiyah atau klasikal di Pondok Pesantren Sidogiri. Karena berdirinya Koperasi BMT MMU Sidogiri dimotori oleh para guru (asaatidz) Madrasah Miftahul Ulum MMU Pondok Sidogiri, maka nama BMT yang didirikan menggunakan nama MMU namun dengan singkatan Maslahah Mursalah lil Ummah.
Demikian juga dengan Koperasi BMT UGT Sidogiri. Nama UGT diambil dari salah satu lembaga yang ada di lingkungan Pondok Sidogiri yaitu Urusan Guru Tugas (UGT). Yaitu suatu lembaga yang menangani guru tugas dari Pondok Pesantren Sidogiri yang biasanya ditugaskan di berbagai pondok pesantren atau madrasah ranting yang berafilial dengan Pondok Pesantren Sidogiri. Karena berdirinya Koperasi BMT UGT Sidogiri dimotori oleh para guru (asaatidz) yang menjadi pengurus di Urusan Guru Tugas (UGT), maka nama BMT yang didirikan menggunakan nama UGT namun dengan singkatan Usaha Gabungan Terpadu.
Dengan demikian, dari segi nama terlihat bahwa Koperasi BMT MMU dan Koperasi BMT UGT sama-sama tabarrukan (mengharap keberkahan) dari nama besar MMU dan UGT di Pondok Pesantren Sidogiri.
Kedua, faktor kepemimpinan. Para pengurus koperasi di Sidogiri merupakan figur dan tokoh yang sangat disegani dan memiliki karisma yang kuat. Para pengurus Kopontren Sidogiri, Koperasi BMT MMU Sidogiri dan Koperasi BMT UGT Sidogiri pada umumnya masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Majlis Keluarga Pondok Pesantren Sidogiri. Mereka itu sangat dihormati dan ditaati oleh para santri dan alumni Pondok Pesantren Sidogiri. Ketaatan kepada pengurus merupakan modal untuk menjalankan organisasi secara efektif dan efisian. Kebijakan yang dibuat oleh pengurus koperasi dapat secara efektif dan efisien dijalankan oleh para anggota dan karyawan koperasi. Berbagai masalah yang muncul pun dapat mudah dipecahkan tanpa gejolak baik dari karyawan maupun anggota. Karena itu, salah seorang ketua pengurus koperasi di Sidogiri pernah berkelakar, “Saya ini hanya dijadikan sebagai jimat saja.” Maksud dari “jimat” adalah sesuatu yang dihargai, dipatuhi dan dihormati sehingga keberadaan tokoh tersebut dihargai, dipatuhi dan dihormati oleh komunitasnya.
Ketiga, faktor jaringan. Keberadaan alumni Pondok Pesantren Sidogiri yang membentuk organisasi Ikatan Alumni Santri Sidogiri (IASS) sangat efektif dalam pembentukan cabang-cabang baru di tiap daerah sekaligus mengembangkan dan memajukan cabang tersebut sehingga mampu memberikan kontribusi SHU. Para alumni Pondok Pesantren Sidogiri yang bernaung di bawah wadah IASS banyak yang menjadi karyawan dan manajer baik di Koperasi BMT MMU Sidogiri dan Koperasi BMT UGT Sidogiri yang ada di daerah. Dengan demikian, apabila pengurus Koperasi BMT MMU Sidogiri dan Koperasi BMT UGT Sidogiri mau membuka cabang di daerah, tidak akan kesulitan untuk mencari karyawan yang memiliki tingkat kepercayaan dan loyalitas yang tinggi. Terlebih lagi, pada jenjang pendidikan tingkat aliyah di Pondok Pesantren Sidogiri terdapat program muamalah. Lulusan dari program muamalah inilah banyak yang menjadi karyawan baik di Koperasi BMT MMU Sidogiri maupun di Koperasi BMT UGT Sidogiri.
Keempat, SDM yang memiliki karakter STAF. Para pengurus dan karyawan tiga koperasi di Sidogiri itu kebanyakan merupakan alumni Pondok Pesantren Sidogiri. Dari jajaran pengurus di tiga koperasi di Sidogiri tak ada seorang pun yang memiliki gelar sarjana. Meski demikian, mereka memiliki karakter STAF yaitu karakter Nabi Muhammad SAW yaitu Siddig, Tabligh, Amanah dan Fathonah. Ketiga karakter itulah yang dikembangkan dan pada gilirannya sangat menunjang kesuksesan tiga koperasi di Sidogiri.
***
Buku Sukses Ekonomi Syariah di Pesantren: Belajar dari Kopontren Sidogiri, Koperasi BMT MMU Sidogiri dan Koperasi BMT UGT Sidogiri  merupakan edisi revisi dari buku Kebangkitan Ekonomi Syariah di Pesantren yang terbit pada 2004. Buku ini berisi rekam jejak kesuksesan para aktivis pesantren yang berlatar belakang Pondok Pesantren Sidogiri dalam mengembangkan ekonomi syariah melalui Kopontren Sidogiri, Koperasi BMT MMU Sidogiri dan Koperasi BMT UGT Sidogiri. Rekam jejak kesuksesan tersebut diadaptasi dari berbagai sumber seperti buku Peluang dan Tantangan Bank Syariah di Indonesia (Penerbit Al-Kautar Prima, 2006), koran (Radar Bromo dan Republika), majalah (Al-Kisah, Ijtihad dan Tempo), buletin (Lensa) dan internet (www.jurnal.diskopjatim.go.id dan www.nu.or.id).
Pada bagian tertentu dari sumber-sumber data tersebut, diadakan penyesuaian untuk menyelaraskan dengan data terbaru yang lebih aktual dan akurat terutama pada aset, omzet, simpanan anggota maupun jumlah cabang dari Kopontren Sidogiri, Koperasi BMT MMU Sidogiri dan Koperasi BMT UGT Sidogiri yang setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Perubahan yang dilakukan yaitu menyesuaikan data terbaru.  
Pembahasan tentang kesuksesan tiga koperasi di Sidogiri dibagi dalam empat bagian. Bagian pertama berisi dialog yang menyuguhkan hasil wawancara dengan H. Mahmud Ali Zain yang merupakan tokoh sentral di balik kesuksesan ekonomi syariah di Sidogiri. Beliu merupakan salah seorang perintis berdirinya Koperasi BMT MMU dan Koperasi BMT UGT. Beliau memiliki peran penting di tiga koperasi tersebut, yaitu sebagai Ketua Pengurus Koperasi BMT UGT Sidogiri dan sebagai Pengawas di Koperasi BMT MMU dan Kopontren Sidogiri.
Bagian kedua berisi gagasan yang dipublikasikan di berbagai buku dan media. Ada empat artikel yang terdapat pada bagian ini yaitu “Aplikasi Syariah di Bidang Ekonomi”, “Pendekatan dalam Mengembangkan BMT”, “Jangan Biarkan Masakin Makin Tercekik Riba” dan “Tak Perlu Menunggu 500 Tahun Lagi”.
Bagian ketiga berisi profil lembaga dari tiga koperasi di Sidogiri yaitu Kopontren Sidogiri, Koperasi BMT MMU Sidogiri dan Koperasi BMT UGT Sidogiri. Urutan lembaga disesuaikan dengan tahun berdirinya. Karena itu, Kopontren Sidogiri yang merupakan cikal bakal berdirinya koperasi BMT di Sidogiri ditampilkan pada urutan pertama. Berikutnya Koperasi BMT MMU Sidogiri dan yang terakhir profil Koperasi BMT UGT Sidogiri.
Penutup
Kiranya kesuksesan ekonomi syariah di Sidogiri melalui Kopontren Sidogiri, Koperasi BMT MMU Sidogiri dan Koperasi BMT UGT Sidogiri dapat menjadi inspirasi bagi kalangan pesantren, akademisi dan masyarakat luas sehingga kesuksesan tersebut dapat ditularkan di tempat lain. Apabila aktivis pesantren Sidogiri mampu mengaplikasikan fikih muamalah untuk  membangun dan meningkatkan ekonomi masyarakat, tentu saja ini merupakan kontribusi  berharga kalangan pesantren terhadap bangsa dan negara.
* Makalah yang disajikan dalam bedah buku Sukses Ekonomi Syariah di Pesantren pada 23 Maret 2013 di STAIN Kediri.
** Penulis adalah Penyusun Buku Sukses Ekonomi Syariah di Pesantren.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar